Taekwondo yang kita kenal sekarang , mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea , dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea.
Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dpt dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.
1. Pada Masa Kuno
Asal Mula Taekwondo
Pada
dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya,
hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang
waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan /
gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia
tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan
kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan
tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan
sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun
kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual.
Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya
melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri
Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai
'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa
nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa /
kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga
kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje
dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan
negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi
warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan ,
kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla
dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni
beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku
tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan :
" ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni
beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga
menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat
digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat
digunakan setiap saat ".
Koguryo's 'sonbae' dan Taekkyon
Koguryo yang
berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara,
membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut 'Sonbae', yang artinya
laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang .
Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah ,
tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakan
nya dengan acara - acara kontes tarian pedang, memanah, subak ( Taekkyon ) dan
sebagainya. Kontes Subak ( Taekyon ) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada
masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa
lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling
bertarung dalam sikap Takkyon ( Taekwondo ), membuktikan bahwa seni beladiri
yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun
yang lalu di Semenanjung Korea.
Gambar di atas adalah lukisan dinding yang ditemukan pada langit - langit kuburan kerajaan Muyong - chong jaman dinasti Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang sedang mempraktekkan beladiri ( Taekwondo kuno )
Gambar di atas adalah lukisan dinding yang ditemukan pada langit - langit kuburan kerajaan Muyong - chong jaman dinasti Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang sedang mempraktekkan beladiri ( Taekwondo kuno )
Shilla's 'Hwarang" dan Taekkyon
Kerajaan
Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea,
secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan
Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla
mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang
berkembang saat itu. " Hwarangdo" adalah tipe beladiri dari Shilla
yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri " Sonbae " dari
Koguryo. Anggota - anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal
yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur
dlm perang. Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang - orang yang memberikan
sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan
peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang , sebutan bagi para
ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan , dan
setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka
pelajari, seperti Subak ( bentuk dari Taekwondo kuno ), bermain pedang, berkuda
dan bermain " Sirum" / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang
bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan &
benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi
oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas
ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil - kuil, digambarkan
dengan adegan laki - laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan
dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap
Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang . Ini
membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla " Subak" dan
"Taekkyon" tampak / muncul bersamaan , dan keduanya menandakan bahwa
teknik - teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.
Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
Seni bela
diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla,
dibuktikan dengan : i. "Hwarang " ( Sonrang ) di Shilla mempunyai
arti kata yang sama dengan "Sonbae" di Koguryo jika ditinjau dari
sudut etymology. ii. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama.
iii. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi
Taekkyon saat perayaan nasional, hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon (
Subak,dokkyoni, atau taekkoni ) dalam perayaan seperti "palkwanhoe"
dan "hankawi", hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis
teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di
Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke 4 sesudah masehi seni
beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni
beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.
2. Masa Pertengahan
Pada Dinasti
Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah
Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting
untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif
untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi
kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan
pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan
dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan.
Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang
disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan
ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika
penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan
beladiri berkurang jauh.
3. Masa Modern
Pada masa
modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan
Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon,
sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat
dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api.
Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan
kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah
invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali
pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni
beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela
diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan
ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar (
Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat
diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi
dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific
Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang
termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya
diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan
pada tahun 1945.
4. Masa Sekarang
Seiring dengan kemerdekaan Korea
dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai
bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri
. Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan
beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka
dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat
berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi
nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus
1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970
an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi
untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar
dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh
Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi.
Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian
Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia.
Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional
Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal
ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia
Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea
Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun
sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo
diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998
telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh
dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat
penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat
promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo
Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan
Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru
dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang
makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan
multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai
ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai
cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.
1. Menjunjung tinggi nama bangsa dan negara republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Mentaati azas-azas Taekwondo Indonesia.
3. Menghormati pengurus, pelatih, senior dan sesama Taekwondoin dalam mengembangkan Taekwondo Indonesia.
4. Selalu berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam menjaga nama baik Taekwondo Indonesia.
5. Menjadi pembela keadilan dan kebenaran.
* Sabeum = Instruktur
* Sabeum Nim = Instruktur Kepala
* Seonbae = Senior
* Hubae = Junior
* Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
* Muknyeom = Meditasi
* Dobok = Seragam Tae Kwon Do
* Ti = Sabuk Latihan
* Oen = Kiri
* Oreon = Kanan
* Joonbi = Siap
* Sijak = Mulai
* Kalryeo = Stop
* Keysok = Lanjutkan
* Keuman = Selesai
* A Nee = Tidak
* Yee = Ya
* Eolgol = Sasaran atas
* Moumtong = Sasaran tengah
* Arae = Sasaran bawah
* Do Jang = Tempat latihan
* Kyungrye = hormat
Pukulan
* Yeop Jireugi = Pukulan Samping
* Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
* Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
* Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran
Tendangan
* Ap Chagi = Tendangan Kedepan
* Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
* Yeop Chagi = Tendangan Samping
* Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang
* Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat
Tangkisan
* aremaki = Tangkisan bawah
* Elgol maki = Tangkisan ke arah kepala
* Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
* Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
* An Maki = tangkisan darri arah luar
Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do
• Putih melambangkan kesucian,awal/dasar dari semua warna,permulaan.
• Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat. Sebelum naik sabuk hijau ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
• Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan. Sebelum naik ke sabuk biru naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
• Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari. Sebelum naik sabuk merah naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
• Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita. Sebelum naik sabuk hitam, naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu.
• Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.
0 komentar:
Posting Komentar